Jumat, 06 Maret 2009

3 hal yang disukai pria & wanita apa ya?

13 Hal yang disukai Pria dari Wanita

Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.
Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.
Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.
Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

01. Karena akidahnya yang Shahih
Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.
Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

02. Karena paham agama dan mengamalkannya
Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).
Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

03. Dari keturunan yang baik
Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)
Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).
“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)
Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

04. Masih gadis
Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.
Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.
Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”
Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.
Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

05. Sehat jasmani dan penyayang
Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).
Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

06. Berakhlak mulia
Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

07. Lemah-lembut
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

08. Menyejukkan pandangan
Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)
“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.
Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

09. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban
Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”
Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)
Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa
Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya
Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami
Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat
Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”
Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”
Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.

Mohon Maaf Kepada Semua Penjunjung Thread Ternyata AKU ini Reposter, MASALAHnya Waktu Lihat Informasi Keren2 Pengen Berbagi2 Mohon Diterima..

Kamis, 05 Maret 2009

Cantik dengan minyak zaitun

Cantik Dengan Minyak Zaitun

Cantik Dengan Minyak Zaitun

BERKHASIAT: Minyak zaitun mengandung vitamin E dan vitamin K yang baik untuk kesehatan kulit. Baik untuk merawat kecantikan wanita

JAKARTA - Minyak zaitun tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kaum wanita. Minyak zaitun atau Olive adalah hasil perasan dari buah zaitun, buah tradisional dari kawasan Mediterania yang sarat khasiat.

Minyak ini dapat digunakan mulai untuk memasak, bahan kosmetik, obat-obatan, dan sabun, dan juga sebagai bahan bakar untuk lampu minyak. Minyak zaitun dianggap sebagai minyak yang sehat karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi (utamanya asam oleik dan polifenol).

Selain diolah menjadi minyak, buah zaitun ini pun diolah dalam berbagai bentuk, ada yang dikeringkan atau dijadikan acar. Namun, seperti yang disinggung tadi, minyak zaitun selama beribu-ribu tahun juga terbukti menjadi salah satu rahasia merawat tubuh. Orang Yunani memanfaatkan daun zaitun sebagai pembersih luka.

Sekarang ini pun minyak zaitun banyak dipergunakan untuk kecantikan, antara lain untuk keindahan rambut, kulit hingga menjaga berat badan. Jika dioleskan ke mahkota kepala, minyak zaitun akan membantu menyuburkan rambut, membuatnya hitam dan lebat. Caranya bisa dicampurkan dengan penggunaan samphoo yang biasa dipakai sehari-hari kemudian bilas hingga bersih.

Campuran minyak zaitun kedalam makanan atau menggosoknya langsung kekulit dapat menjaga kelembapan kulit. Minyak zaitun mengandung vitamin E dan vitamin K yang baik untuk kesehatan kulit. Memakan buah zaitun langsung juga sangat bermanfaat. Kandungan oleic acid dapat mengenyalkan kulit dan melindungi elastisitas kulit dari kerusakan.

Ada resep sederhana bagaimana cantik dengan minyak zaitun. Pertama bersihkan kulit wajah, lalu scrub dengan bahan-bahan alami. Salah satunya campuran garam halus dan jeruk nipis, keduanya merupakan perpaduan pengelupas (exfoliator) yang kuat. Setelah itu bersihkan wajah dengan air suam-suam kuku.

Oleskan minyak zaitun merata dari kulit wajah sampai leher setiap malam, (scrub tak perlu dilakukan tiap malam) sambil melakukan pijatan ringan. Pijatan tersebut berfungsi mengendurkan ketegangan otot wajah setelah Anda lelah beraktifitas. Diamkan selama 10 menit agar meresap, setelah itu bilas hingga bersih.

Untuk tubuh, gunakan setiap kali sehabis mandi ke seluruh permukaan tubuh. Minyak zaitun mudah meresap, sehingga anda tidak perlu khawatir lengket. Dengan menggunakan minya zaitun rutin setiap hari, rambut dan kulit bersinar pun dapat anda miliki./cr1/it

Menjadi seorang pemimpin

Memperbaiki dari Dalam

Memperbaiki dari Dalam
"Katakanlah, meskipun kamu menyembunyikan apa-apa yang ada dalam hatimu atau kamu lahirkannya, maka pasti Allah mengetahuinya"... (QS. Ali Imran 29)

Salman al-Farisi, orang yang digelari Ali bin Abi Thalib dengan sebutan Luqmanul Hakim karena agama dan perilakunya yang bijak, suatu saat pernah ditanya orang. ''Apa sebabnya Anda tidak menyukai jabatan sebagai Amir?'' Jawaban Salman, ''Karena manis waktu memegang (jabatan), tapi pahit waktu melepaskannya.''

Kekuasaan, dalam bentuk kekuatan untuk memerintah dan mempengaruhi orang lain agar mau menuruti apa yang dikehendaki, sering menjadi rebutan manusia. Tak jarang orang saling berlomba memperebutkan dan menyesalinya manakala sudah tak berkuasa atau menjabat. Jawaban Salman melukiskan bagaimana menggiurkannya jabatan sebagai penguasa dan pahitnya ketika sudah tak 'berkuku' sehingga sering menimbulkan gejala post power syndrome bagi beberapa orang tertentu.

Karena kekuatan tersebut maka posisi sebagai penguasa atau pejabat mendapat tempat penting dalam menopang atau meruntuhkan kebaikan. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah dikabarkan bahwa penguasa yang adil akan 'dinaungi' Allah saat tak ada lagi naungan di Hari Akhir. Namun dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan Ibnu Abbas disebutkan bahwa bila penguasa menciptakan pemerintahan yang tidak jujur, alias menyalahgunakan kekuasaan, ia bisa terperosok menjadi salah satu dari sepuluh 'teman' iblis.

Karena beratnya tanggung jawab penguasa, beberapa sahabat utama seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab agak enggan menerima jabatan Khalifah. Namun, lepas dari semua risiko, kesempatan menjadi penguasa akan sangat bermanfaat bila digunakan dengan baik.Usman bin Affan ra pernah berkata, ''Kesempatan yang tak digunakan akan sia-sia.'' Dalam konteks mendekatnya pemilu, maka kesempatan menjadi anggota legislatif dan eksekutif yang berkonotasi menjadi penguasa dengan jabatan tertentu, hendaknya tak disia-siakan oleh mereka yang berpeluang.

Tentu saja dengan pesan tambahan seperti yang dikatakan Iman Ali ra, ''Dan upayakanlah menjadi manusia yang berguna bagi manusia lain,'' karena, menurutnya lagi, ''Amal saleh dan akhlak adalah sebaik-baiknya pembela dan teman.''Rasulullah saw pernah bersabda, ''Sesungguhnya amal-amal itu (harus) dengan niat, dan sesungguhnya setiap (amal) seseorang itu tergantung niatnya, maka barang siapa hijrahnya itu pada Allah dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya itu (berpulang) kepada Allah dan Rasul-Nya dan barang siapa yang hijrahnya untuk sesuatu (kepentingan harta) dunia yang hendak dicapainya atau karena seorang perempuan yang hendak dikawininya, maka hijrahnya itu (berpulang) pada apa yang diniatinya (HR Bukhari-Muslim).

Niat. Itulah yang mesti diperhatikan para calon penguasa yang memiliki kesempatan. Dan seandainya kekuasaan dan interaksi dengan masyarakat diibaratkan sebuah sistem dengan kekuasaan sebagai eleman intinya, maka kiranya relevan untuk memilarkan kembali niat menjadi penguasa yang sering dilontarkan dan tertuang dalam kalimat sederhana namun dahsyat: Memperbaiki dari dalam

Rabu, 04 Maret 2009

Logo2 PKS

Logo-logo kreatif PKS “Bener-Bener. PKS, Partai Kita Semua

Berikut ini adalah logo-logo kreatif yang dibuat oleh kader-kader PKS. Silahkan dilihat:

sadarkah kita semua bahwa sesuatu itu datangnya hanya dari Allah semata, dengan itu bertaqwalah kepadanya dengan ikhlas, sabar dan tawakkal. Dan untuk kader-kader PKS di seluruh indonesia, saya harap untuk berbagi informasi atau bergabung dalam room saya ini. With this blog hopefully i can share the good things with all of you for being or make a good relationship... Bismillahhirrohmanirohim..

Senin, 02 Maret 2009

Antara yang hak dan yang Bathil

Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun, 25-10-2008
Adanya benturan dan saling menolak antara yang hak dan yang bathil merupakan salah satu dari sunnatullah dan undang-undang-Nya yang tidak pernah berubah dan tidak pernah berganti.. sebagaimana firman Allah:
كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ
“Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”. (Ar-Ra’ad:17)
Dan diantara fenomena dari rahmat Allah adalah bahwa pertentangan ini akan tampak di tengahnya kebenaran dan akan terus menguat, oleh karenanya hakikat kebenaran tersebut semakin tinggi dan mulia. Allah berfirman :
وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأَرْضُ
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini”. (Al-Baqoroh:251)
Dan Allah memerintahkan kepada pecinta kebenaran untuk berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa dan juga dengan berbagai sarana yang dapat digunakan untuk berjihad, sehingga mampu menolak kebatilan dan para pengusungnya; dan oleh karena itu pula kalimat Allah (agama Allah) akan menjadi tinggi dan mulia sementara jargon orang-orang kafir menjadi rendah dan hina. Allah berfirman:
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (At-Taubah:41)
Hal yang sangat urgen difahami adalah bahwa sunnatullah dalam melakukan penentangan dan perlawanan terhadap kezhaliman membutuhkan orang yang siap melakukannya dengan baik yang berada di dalam tubuh umat yang memahami akan tanggungjawabnya dan memahami haknya dalam kehidupan yang merdeka dan mulia, dan berusaha dengan berbagai sarana untuk mewujudkan itu semua, sehingga Allah melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Allah berfirman:
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ
“Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)”. (Al-Anbiya:18)
Dan para thughat juga telah banyak melakukan makar terhadap Islam dan umat Islam dan merancang strategi jahat dan keji :
وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ
“Dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya”. (Ibrahim:46)
Bahkan perbuatan makar ini tidak hanya terbatas pada musuh Islam yang berasal dari negara-negara Barat saja; namun makar dan permusuhan tersebut juga dilakukan oleh orang Islam, yang datang dari para pemimpin dan para penguasa umat Islam itu sendiri; Allah SWT berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا وَمَا يَمْكُرُونَ إِلاَّ بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
“Dan Demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya”. (Al-An’am:123)
Jadi para pelaku kejahatan dan para thughatnya adalah para pembesar dan penguasa Islam saat ini. Dan hal itu terjadi adalah karena kelalaian para pecinta kebenaran, kelemahan, perpecahan dan kebodohan mereka akan adanya sunnah tadafu’ (sunnah perlawanan) dan perilaku acuh mereka terhadap hal-hal yang terkait dengannya; sehingga memudahkan para pelaku kebatilan berkuasa dan menjadikan diri mereka sebagai penguasa.
Karena itu, kebenaran harus memiliki kekuatan yang dapat melindungi dan mempertahankan eksistensinya dalam menghadapi kezhaliman; jika kekuatan tersebut tidak ada maka akan muncul kekuatan batil dan tampil orang-orang jahat.
Dan para pelaku makar dan jahat selalu menggunakan berbagai sarana perbuatan makarnya; baik dengan membunuh, menangkap dan memenjarakan, dan mengisolir. Dan jika mereka memiliki berbagai sarana materi dan inmateri yang dapat mewujudkan misi dan tujuan mereka; maka bagi rakyat dan bangsa -pada hakikatnya- memiliki potensi dan kekuatan yang besar sehingga dengannya mampu melakukan apa yang mereka inginkan, dan berpartisipasi dalam merekayasa kehidupan dan menentukan masa depan.
Dan Allah telah menentukan dan menjanjikan bahwa agama-Nya pasti akan menang, dan bagi kaum muslimin akan diberikan tamkin (kedudukan) oleh-Nya, sementara orang-orang musyrik pasti akan terkalahkan dan binasa, karena itulah Allah berfirman untuk mereka:
ذلك وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِن لِّيَبْلُوَ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ
“Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain”. (Muhammad:4)
Namun, harus difahami pula, harus ada sebab atau usaha dalam mengalahkan para pelaku kejahatan dan meraih tamkin untuk agama Allah, walaupun, jika hal tersebut sudah ditakdikan dan ditetapkan dari sisi Allah, dan Allah memiliki kemampuan untuk memberikan kemenangan pada kebenaran tanpa perangkat yang dimiliki manusia, karena Allah yang mengatakan pada setiap sesuatu yang dinginkan “Jadilah, maka pasti terjadi”, namun ini berhubungan dengan Kehendak Allah dan demikianlah ia terus berjalan sesuai dengan sunnah-Nya.
Bahwa Allah SWT menjadikan tamkin dalam kehidupan selalu dengan adanya usaha dari manusia dan potensi manusia yang berjalan sesuai dengan sunnah robaniyah dan undang-undang-Nya yang tidak pernah berubah dan berganti. Maka dari itu, bagi siapa yang menghadirkan usaha dan kerja yang benar dan tunduk pada sunnah Allah, pasti akan sampai padanya sesuai dengan kadar usahanya.
Kepada anak-anakku kami sampaikan:
Bahwa keimanan, keikhlasan, semangat dan kerja merupakan karakter dari seorang pemuda, dan dari sinilah para pemuda pada masa dahulu dan sekarang pada setiap generasi dan umat menjadi tumpuan dan harapan kebangkitan, dari setiap kebangkitan ada rahasia kekuatannya, dan dari setiap fikrah ada pembawa benderanya :
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءامَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”. (Al-Kahfi:13)
Wahai para pemuda…
Sebagian orang ditengah masyarakat kita memberikan pengajaran tentang etika terhadap orang tua walaupun kedudukan mereka begitu rendah, dan mereka menganggap saling merendah adalah adab, saling merunduk adalah kelembutan, saling bercengkrama adalah kefasihan, meninggalkan yang hak adalah toleransi, menerima penghinaan adalah tawadhu, ridha dengan kezhaliman adalah ketaatan, melawannya adalah kehancuran, dan kebebasan berbicara adalah penjerumusan.
Namun kalian adalah generasi yang telah Allah berikan perlindungan dari kejahatan, karena itu kami berharap dari kalian untuk bergerak pada selain itu, sehingga mampu mengetahui kemampuan jiwa kalian dan menghormatinya; kalian adalah seperti yang dikatakan oleh imam Al-Banna: “Kalian bukanlah orang yang paling lemah dari orang sebelum kalian; yaitu orang yang telah Allah berikan kepada mereka manhaj ini; karena itulah jangan kalian merasa hina dan merasa lemah, dan letakkanlah dihadapan kalian firman Allah SWT:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمْ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”. (Ali Imran:173)
Dan persiapkanlah untuk itu semua dengan iman yang tidak pernah tergoyahkan, kerja yang kenal kata henti, tsiqah kepada Allah yang tidak kenal kata lemah, serta ruh-ruh yang memberikan kebahagiaan pada saat bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan syahid di jalan-Nya.
Kepada Para Ulama, kami sampaikan:
Bahwa kalian adalah pewaris para nabi, dan pembawa bendera kebenaran; karena itu bergabunglah dalam barisan pasukan perlawanan untuk melawan para thughat seperti yang telah dilakukan oleh rasul kalian, yang telah berani berhadapan dengan thughat sehingga mendapatkan siksaan dan celaan seperti yang kalian dapatkan. Dan jadilah sebaik-baik orang pada masa sekarang untuk menjadi sebaik-baik salaf dalam kafilah yang penuh berkah bersama para ulama; yang mengangkat bendera umat dengan tinggi; sehingga diantara mereka ada yang menemui ajalnya, dan diantara mereka ada yang dipenjara, namun itu semua tidak membuat mereka gentar dan lemah terhadap pendirian mereka.
Kepada bangsa dan umat Islam kami sampaikan:
Bahwa perubahan yang diidamkan umat adalah bagaimana mampu menghadapi dan melawan para thughat dimuka bumi ini, walaupun hal tersebut tidak mungkin dapat terealisir tanpa adanya jihad dan perlawanan; karena itu kekuatan secara zhahir dan bathin berada ditangan kekuatan jahat, yang bekerja siang dan malam untuk mematikan suara Islam dengan berbagai macam cara dan sarana, dan cara menghadapi kezhaliman sangat membutuhkan –dan sebelum sesuatunya- akan tarbiyah jihadiyah yang dapat menelurkan sekelompok orang para mujahidun; yang mencintai kematian sebagaimana sebagian manusia mencintai kehidupan, menunaikan kewajiban untuk Rabnya, jiwanya dan negaranya dengan kerja yang sungguh-sungguh dan sabar dan tanpa ada berlebihan di dalamnya dan dengan semangat yang tinggi dan kerja keras pantang lelah.
Bangsa yang hidup adalah bangsa yang mau menghadapi thughat dan mengambil hak-haknya secara benar; walaupun hak yang harus diambil tidak akan diberikan begitu saja. Dan kita tidak pernah mendapatkan sepanjang sejarahnya, bahwa para thughat tidak akan sudi dan mau memberikan kepada bangsanya hak-haknya tanpa adanya perlawanan dari mereka.
Akhirnya…
Pada hakikatnya, tindakan melawan para thughat dan meraih kemenangan untuk agama Allah bukanlah perkara yang mudah; namun juga bukan perkara mustahil; karena itu sekalipun ada rasa sempit yang sangat dan perang yang terus menerus yang dilakukan oleh umat Islam dan para pengikutnya, namun kita semua melihat ada peningkatan persatuan dan penerimaan atasnya serta persiapan untuk berkorban di jalan-Nya. Demikianlah, kekuatan Imperium jahat telah sirna, impian orang-orang yahudi telah pudar, sedangkan kita tetap tisqoh terhadap janji Allah.. bahwa bumi diwariskan untuk hamba-hamba-Nya yang shalih, dan hal tersebut bukanlah mimpi dan angan-angan belaka, namun merupakan bagian dari tsiqah kepada Allah dan yakin dengan janji-Nya
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Ruum:47)
وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُؤمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran:139)
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Sesungguhnya Allah akan menyampaikan urusannya dan Allah telah menjadikan itu semua sebagai ketentuan dan sesuai dengan ukurannya”. (At-Thalaq:3)
Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya.
Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

Doa dan Air Mata untuk Palestina

Ya Allah, Ya Tuhan kami.
Di hadapan-Mu kami akan mengadu
Di hadapan-Mu kami akan mengeluh
Menumpahkan segala gundah gulana hati kami
Mencairkan gumpalan kecewa di hati kami
Meski kami tahu, betapa banyak kami berlumur dosa kepada-Mu.
Tapi Ya Allah,
Kami tidak rela, kami tidak sudi, kami marah
Jika saudara kami dihinakan oleh tangan-tangan kotor kafir imperialis

Ya Allah, Ya Tuhan kami.
Tapi kami lemah, kami semua tak memiliki kekuatan untuk melawan mereka
Kami tak berdaya di hadapan jet-jet tempur kafir imperalis AS dan sekutunya
Ketika ratusan ledakan dahsyat mengguncang Gaza Palestina
kami hanya mampu menelan ludah
Jawaban dari semua itu hanya air mata kesedihan
Kami tak bisa berbuat banyak Ya Allah, untuk mengusir serdadu-serdadu setan itu
Kami tak kuasa melawan kekuatan angkara murka musuh-musuh kami.

Ya Allah, Ya Tuhan kami,
Kami hanya percaya kepada-Mu. Hanya kepada-Mu
Itu sebabnya, di saat kami lemah dan tak berdaya seperti ini
Di saat hati-hati kami yang kadang gemetar menyaksikan ratusan bom dijatuhkan di atas tanah kelahiran para ulama
Di atas bumi yang pernah menjadi bagian dari kejayaan Islam di masa lalu
Tolonglah saudara kami yang tengah dihina, Ya Allah.
Kami muak, kami benci, atas kebiadaban serdadu-serdadu Amerika dan sekutunya
Mereka menikmati kebrutalannya Ya Allah
Mereka seperti menemukan sebuah permainan yang mengasyikan
Lewat jet-jet tempur yang menghujani Baghdad dengan bom
dengan tank yang siap melibas siapa saja di depannya
dan ribuan serdadu bersenjata canggih yang dipandu satelit
Sayangnya, kami cuma bisa menyaksikan dengan segala galau di hati kami
Kami tetap tak bisa apa-apa untuk melawan mereka
Kami lemah dan tak berdaya

Ya Allah, Ya Tuhan kami.
Itu sebabnya, sebagai wujud cinta kami kepada saudara kami di sana
Tolonglah saudara kami di Gaza Palestina, Ya Allah.
Mereka sedang dihina, mereka sedang diinjak-injak kehormatannya
mereka sedang disayat-sayat dengan pisau kedzaliman
oleh musuh-musuh kami, musuh agama ini, dan musuh-Mu
Tancapkan keberanian di hati rakyat Gaza Palestina
Agar mereka mampu melawan kesombongan kafir imperalis itu
Kristalkan ketakwaan saudara-saudara kami di Gaza Palestina
Agar mereka tetap memiliki kekuatan yang akan mengalahkan musuh-Mu

Kami percaya kepada-Mu, dan hanya kepada-Mu, Ya Allah
Di saat lemah seperti ini
Di saat kami hanya mampu menyaksikan pembantaian itu di layar kaca
Kami marah, kami kecewa, kami geram, itu yang kami bisa
Di saat seperti inilah,
Kami panjatkan doa kepada-Mu
Dan kami yakin, doa adalah senjata dan kekuatan kami

Ya Allah.
Tak ada kata damai untuk AS dan sekutunya yang tengah berpesta darah di sana
Hancurkan Amerika dan sekutunya dengan tangan-tangan mereka sendiri, Ya Allah.
Hancurkan mereka dari jalan yang tak mereka sangka
Luluh-lantakan kesombongan mereka dari jalan yang tak mereka duga
Kirimkan bala tentara-Mu seperti Ababil menggulung pasukan Abrahah
Kirimkan pasukan-Mu seperti yang telah membuat bala tentara Abu Jahal terhina total di Badar
Kirimkan serdadu-Mu seperti yang telah membuat serdadu Soviet putus asa di
Afghanistan
Kami memohon kepada-Mu dengan segala kerendahan hati
Karena kami mencintai Islam dan kaum muslimin.

Ya Allah, Ya Tuhan kami
Kami sadar, bahwa penderitaan ini bukan hanya milik rakyat Gaza Palestina Kami tahu,
Palestina masih membara, Kashmir tetap bergolak
dan di belahan dunia lain saudara-saudara kami terhina dan menderita
Itu sebabnya, berilah kekuatan kepada kami semua
Tancapkan keberanian di dada-dada kami
Agar kami mampu untuk berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah
Negara yang akan melindungi kami
Sebagaimana Rasulullah saw. mengusir kaum Yahudi dari Khaibar
saat mereka melakukan makar jahat kepada kaum muslimin
Kristalkan ketakwan di hati kami
Agar kami mampu untuk berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah
Negara yang akan melindungi kami
Sebagaimana al-Mu'tashim mengirim ratusan ribu tentaranya
ketika membela kehormatan seorang muslimah yang dilecehkan pejabat Romawi

Ya Allah, Ya Tuhan kami
Satukan hati kami
Satukan gerak langkah kami
Agar orang-orang kafir gentar dengan kekuatan yang kami miliki
Ya Allah..
Hanya doa dan air mata yang selalu menemami kegalauan hati kami
Hanya ini yang bisa kami sampaikan kepada-Mu saat ini...
Allahu Akbar!"
-----------------------------------

--
Rasulullah saw. bersabda: "Perumpamaan kaum mukmin dalam hal kasih sayang,
cinta kasih dan pembelaannya bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota
tubuhnya merasa sakit (menderita), maka (hal itu) akan menjalar ke
anggota-anggota tubuh lainnya dengan rasa demam dan panas." (HR. Bukhari dan Muslim)

Daftar Blog Saya

Pengikut